bermula dari kehidupan Malin, anak tunggal Datuk Alang Sakti dan Sari Mayang, seorang nelayan di Pantai Air Manis. Ayah Malin meninggal saat ia masih kecil karena diracuni oleh paman Meringgi selama berlayar. Kepergian ayah membuat mereka miskin, dan Malin diasuh oleh ibunya yang berprofesi sebagai penjual lemang dan pengumpul kayu. Meski hidup sederhana, Malin disayangi oleh ibunya dan tidak pernah dibiarkan bermain di tepi pantai. Ia kemudian dikenal sebagai Malin Kundang, nama yang merujuk pada kebiasaan ibunya yang selalu mengundangnya ke mana pun. saat Malin berusia lima belas tahun ketika dirinya meminta izin untuk merantau. Dengan berat hati ibunya pun melepas kepergiannya dengan memberinya sekantung uang emas dari peninggalan ayahnya. Tujuh tahun berlalu, ibu Malin menunggu dengan harapan anaknya akan kembali. Kabar datang bahwa Malin telah menikah dengan putri bangsawan Ambun Sori, anak saudagar kaya Karaeng Galesong. Ibu Malin gembira dan berdoa agar...
Komentar
Posting Komentar